Memasuki hari pertama tahun 2023, banjir melanda Kabupaten Sampang. Luapan sungai Kali Kamoning dengan cepat memasuki permukiman warga Kampung Glisgis, Desa Gunung Maddah, dan Kecamatan Kota Sampang. Sejumlah warga harus berjibaku menyelamatkan barang-barang berharga dari genangan banjir.
Qomar (30), salah satu warga Jalan Bahagia Sampang mengaku terpaksa harus terburu-buru membuat panggung bambu. Sebab, air luapan sungai semakin tinggi. Menurutnya, ketinggian air ini kali ini lebih tinggi dari banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Masuknya air cepat tidak seperti biasanya. Air banjir masuk sekitar pukul 07 pagi, siang ini sudah hampir setinggi dada saya,” tuturnya, Minggu (1/1/2023).
Sementara itu banjir luapan Sungai Kemuning ini bergerak dari wilayah utara dataran tinggi di wilayah Kecamatan Robatal, Kedundung, Karang Penang, dan Omben. Sungai Kemuning meluap karena tidak mampu menampung air kiriman akibat tingginya intensitas hujan selama dua hari berturut turut.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Asroni mengatakan, daerah tergenang banjir meliputi pusat Kota Sampang, yakni sekitar area Monumen Trunojoyo Kabupaten Sampang.
“Banjir yang terjadi di area kota ini akibat luapan sungai Kali kamoning, setelah pada Sabtu (31/12) sore hingga malam di daerah hulu sungai, yakni di Kecamatan Karangpenang terjadi banjir bandang,” ujar Asroni.
Saat ini ketinggian genangan banjir di Kota Sampang telah mencapai lutut orang dewasa. Semua jenis kendaraan dari arah Pamekasan yang hendak lewat Kota Sampang diarahkan melalui jalur alternatif, yakni jalur lingkar selatan Sampang.
Hal itu terpaksa dilakukan, khawatir kendaraan mogok jika memasak menerobos genangan banjir. “BPBD selalu siaga jika terjadi bencana, kami siap membantu. Kerjasama masyarakat sangat kami butuhkan terutama segera memberikan informasi jika ada bencana,” pungkasnya.
Perlu diketahui, sebanyak enam kelurahan dan enam desa di wilayah Sampang Kota terendam banjir. Akses jalan provinsi penghubung antar kecamatan juga putus karena jalan raya berisi air dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan. Sementara banjir luapan sungai tersebut rata-rata sedalam 50 centimeter sampai 1 meter lebih. (Mukrim)